Sabtu, 15 September 2012

asal usul marga



GARIS KETURUNEN / SILSILAH SUKU KARO
 

Pada umumnya garis keturunan/ silsilah dapat dibagi dalam 3 (tiga) macam garis keturunan yaitu berdasarkan :

Garis keturunen banci ibagi ibas 3 (telu) erbage emkap erdandanken :
1 Bilateral (Parental) : yaitu garis keturunan seseorang dapat ditentukan berdasarkan garis keturunan melalui ayah maupun sekaligus ibunya, cotohnya suku Sunda, Jawa dan sebagainya.
: ertina ija garis keturunenna banci ngikuti perbapan entahpe banci ka ngikuti pernanden sekaligus, contohna Suku Sunda, Jawa ras sidebanna.
2 Materilineal : yaitu garis keturunan seseorang ditentukan berdasarkan garis keturunan melalui ibu kandungnya (Materilineal), cotohnya suku Mingkabau.
: ertina ija garis keturunen ngikuti garis keturunen nande simupus/ pernanden, contohna Suku Minagkabau.
3 Patrilineal : yaitu garis keturunan seseorang ditentukan berdasarkan garis keturunan melalui ayah kandungnya , cotohnya suku Batak termasuk suku Karo, dimana kalau ayah kita bermerga Sembiring Gurukinayan maka otomatis kita ber-merga (untuk anak laki-laki) atau beru (untuk anak perempuan) Sembiring Gurukinayan.
: ertina emkap ija keturunen ngikuti garis keturunen perbapan, contohna kita kalak Karo, emkap keturunenta erpalasken merga bapa simupus kita, adina bapata merga Sembiring Gurukinayan maka otomatis mergata pe merga Sembiring Gurukinayan.

Berdasarkan tersebut diatas yaitu Patrilineal, maka setiap individu suku Karo baik untuk anak laki-laki maupun perempuan terdapat 6 (enam) merga / sub merga yang melekat dalam dirinya yang seyogiannya harus diingat dan diketahui yaitu sebagai berikut :

Erdandanke idatas, maka sekalak jelma kalak karo entah dilaki bagepe diberu ibas adat, lit 6 (enem) erbage silit ibas dirina emkap pasti lit :
1 Merga/ Beru : Merga/ Beru-nya berdasarkan “merga” ayahnya (Patrilineal).
Merga/ Beru-na erpalasken “merga” bapana (Patrilineal)
2 Bere-bere : Bere-bere-nya berdasarkan “beru” ibu-nya (Materilineal)
Bere-bere-na erpalasken “beru” nandena (Materilineal)
3 Binuang : Binuang-nya berdasarkan “beru” nenek atau ibu ayahnya atau “bebere” apa ayah-nya.
: Binuan-na erpalasken beru kai nini tudungna simupus Bapa/ entahpe bebere kai bapata
4 Kempu : Kempu, berdasarkan “beru” apa nenek yang melahirkan ibu-nya atau “bebere” apa ibu-nya.
: Kempu, erpalasken beru kai nini tudungna simupus Nandeta/ entahpe bebere kai nandeta
5 Kampah : Kampah, adalah “merga / beru” dari ibu kandung kakeknya (ayah dari bapaknya).
bebere kai nini bulangna simupus bapana.
6 Soler : Soler, adalah “merga / beru” dari ibu kandung neneknya (ibu dari bapaknya).
: bebere kai nini tudung simupus nandeta

CONTOH IDENTITAS DIRI SETIAP INDIVIDU (LAKI-LAKI)

MASYARAKAT SUKU KARO

1 Gelar : BASKITA
2 Merga : SEMBIRING
3 Bere-bere : SITEPU
4 Binuang : BANGUN.
5 Kempu : GINTING
6 Kampah : TARIGAN
6 Soler : SEBAYANG

CONTOH IDENTITAS DIRI SETIAP INDIVIDU (PEREMPUAN)

MASYARAKAT SUKU KARO

1 Gelar : SERINAITA
2 Beru : GINTING
3 Bere-bere : BANGUN
4 Binuang : SURBAKTI
5 Kempu : SEMBIRING
6 Kampah : TARIGAN
7 Soler : SITEPU

Oleh sebab itu, berdasarkan tersebut di atas yang melekat pada setiap individu masyarakat suku Karo yang masih memegang teguh dan bangga sebagai salah satu suku Karo, maka dengan adanya Merga/ Marga (merga silima) dan mau Ertutur (tutur siwaluh) semua masyarakat suku Karo yang berkenalan dimanapun di belahan dunia ini dapat dipastikan akan memiliki “hubungan keluarga” apakah kedudukannya sebagai kalimbubu, sembuyak/senina maupun anak beru (rakut sitelu).

Akan tetapi penyebutan tersebut di atas dalam pesta perkawinan atau memasuki rumah baru dan juga prosesi kematian dalam adat istiadat masyarakat suku Karo dapat berubah penyebutannya yaitu sebagai berikut :
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Merga : Þ Merga.

Þ Kalau aku berkeluarga Ke-lompok merga-ku disebut Sukut /Sembuyak/ Batang-na.
Þ Beru.

Þ Kalau aku berkeluarga Kelompok (beruku/merga ayahku) disebut Kalimbubu Sierkimbang / Sperdemui dalam keluarga suamiku (merga suamiku).
2 Bere-bere : Þ kalau aku “nikah” kelompok ini disebut Singalo Ulumas / Simada dareh.

Þ Kalau aku “meninggal” kelompok ini disebut singalo maneh-maneh; morah-morah atau Sapu-sapu Iluh, tergantung situasi pada waktu kita meninggal apakah sudah berkeluarga, apakah anak-anak yang ditinggal sudah berkeluarga semua atau belum. (lihat Tingkatan Rakut Sitelu).
Þ Kalau aku “nikah” kelompok ini disebut Singalo Bere-bere

Þ Kalau aku “meninggal” kelompok ini disebut singalo maneh-maneh; morah-morah atau Sapu-sapu Iluh, tergantung situasi pada waktu kita meninggal apakah sudah berkeluarga, apakah anak-anak yang ditinggal sudah berkeluarga semua atau belum. (lihat Tingkatan Rakut Sitelu).
3 Binuang : Þ Kalau aku “nikah” kelompok ini disebut Kalimbubu Bena-bena.

Þ Kalau aku”masuk rumah baru” kelompok ini disebut Simajekken Dalikan
Þ Kalau aku sudah berkeluarga kelompok ini disebut Puang Kalimbubu.
4 Kempu : Þ Kalau aku “nikah” kelompok ini disebut Kalimbubu Singalo Ciken-Ciken.

Þ Kelompok ini disebut Puang Kalimbubu dalam setiap acara adat dalam keluarga.

Þ Kalau aku”masuk rumah baru” kelompok ini disebut Simajekken Dalikan
Þ Kalau aku “nikah” kelompok ini disebut Kalimbubu Singalo Perkempun/ Peninin.

Þ Kalau aku sudah berkeluarga, Kelompok ini disebut Puang Ni Kalimbubu dalam setiap acara adat dalam keluarga.
5 Kampah : Þ Kalau aku “nikah” kelompok ini disebut Kalimbubu Tua. Þ Kalau aku “nikah” kelompok ini disebut Kalimbubu Tua.
6 Soler : Þ Kalau aku sudah atau belum berkeluarga kelompok ini disebut Puang Ni Puang Kalimbubu. Þ Kalau aku sudah berkeluarga kelompok ini disebut Puang Ni Puang Kalimbubu.

Adapun hubungan kekerabatan tersebut dapat ditentukan karena :
1. TEROMBO

(Silsilah)
: Yaitu berdasarkan garis keturunan/ silsilah seperti yang sudah diuraikan tersebut di atas.
: Erdadanken terombo ibas keluarga.
2 MERGA

(Marga)
: Merga/ marga di dalam masyarakat suku Karo, merupakan salah satu factor yang penting didalam menentukan hubungan kekerabatan (pertalian) keluarga dalam adat istiadat karo yaitu berdasarkan merga silima (lima merga), tutur siwaluh (delapan hubungan kekerabatan/ pertalian saudara) dan rakut sitelu (tiga ikatan yang satu)
Merga ibas kalak Karo,eme sada faktor sipenting ibas nentuken hubungen (pertalian) perkade-kaden ibas adat karo.

Emaka tiap dilaki/ diberu kalak Karo arus meteh merga (dilaki) janah beru (diberu) ras merga ibas kalak Karo ibas garis belinna lit 5 erbage.
3 ERTUTUR

(Berkenalan)
: Hubungan kekerabatan didalam masyarakat suku Karo dapat diketahui karena berkenalan/ ertutur, dan dari hasil perkenalan/ ertutur tersebut akan diketahui kenalan kita tersebut dalam adat istiadat karo apakah kedudukannya sebagai Puang Kalimbubu; Kalimbubu;Senina; Sembuyak; Senina Sipemeren; Senina Siparibanen; Anakberu; ras Anakberu Menteri (lihat tutur siwaluh).
: Hubungen perkade-kaden (kekerabaten) ibas kalak Karo banci i eteh arah ertutur ras arah ertutur maka idat Orat tutur. Orat tutur enda banci temanta ertutur e entah pe kita jadi : Puang Kalimbubu; Kalimbubu;Senina; Sembuyak; Senina Sipemeren; Senina Siparibanen; Anakberu; ras Anakberu Menteri (lihat tutur siwaluh).

Asal Usul Merga Silima



Asal Usul Merga Silima
Suku Batak Karo terbagi atas 5 (lima) Merga yang biasa disebut Merga Silima, yaitu ;

Ginting
Karo-Karo
Perangin-angin
Sembiring
Tarigan


Sementara Merga Silima tersebut mempunyai masing-masing rumpun Merga atau Sub Merga, yang dipakai di belakang Merga, sehingga tidak terjadi kerancuan mengenai pemakaian Merga dan Sub Merga tersebut.
Adapun Merga dan Sub Merga serta sejarah, legenda, dan ceritanya adalah sebagai berikut:

A. Merga Ginting

Merga Ginting terdiri atas 18 Sub Merga seperti :

1. Ginting Ajartamabun ada di Rajamerahe
2. Ginting Babo ada di Gurubenua
3. Ginting Beras ada di Lau Petundal
4. Ginting Jadibata ada di Juhar
5. Ginting Jawak ada di Cingkes (?)
6. Ginting Gurupatih ada di Buluhnaman, Sarimunte, Naga dan Lau Kapur.
7. Ginting Garamata ( di Toba menjadi Simarmata) ada di Raja dan Tongging
8. Ginting Munte ada di Kuta Bangun, Ajinembah, Kubu, Dokan, Tongging, Munte, Raja Tengah dan Bl. Jahe.
Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munte berasal dari Tongging, kemudian ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah dan terakhir ke Munte. Sebagian dari merga Ginting Munte telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munte dari Toba ini kembali lagi ke Karo.

9. Ginting Manik ada di Tongging dan Lingga
Ginting Manik menurut cerita masih saudara dengan Ginting Munte. Merga ini berasal dari Tongging terus ke Aji Nembah, ke Munte dan Kuta Bangun. Merga Manik juga terdapat di Pak-pak dan Toba.

10.Ginting Pase (enggo masap /sudah Punah)
Ginting Pase menurut legenda sama dengan Ginting Munte.
Merga Pase juga ada di Pak-Pak, Toba dan Simalungun. Ginting Pase dulunya mempunyai kerajaan di Pase dekat Sari Nembah sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase dijual oleh bengkila (pamannya) ke Aceh dan itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Untuk lebih jelasnya dapat di telaah cerita tentang Beru Ginting Pase.

11. Ginting Suka ada di Suka, Lingga Julu, Naman dan Berastepu
Menurut cerita lisan Ginting Suka berasal dari Kalasan (Pak-Pak), kemudian berpindah ke Samosir, terus ke Tinjo dan kemudian ke Guru Benua, di sana dikisahkan lahir siwah Sada Ginting (Petra : bacanya Sembilan Satu Ginting), yakni :
Ginting Babo, Ginting Sugihen, Ginting Guru Patih, Ginting Suka (ini juga ada di Gayo/Alas), Ginting Beras, Ginting Bukit (juga ada di Gayo/Alas), Ginting Garamata, Ginting Ajartambun dan Ginting Jadidata.

12. Ginting Sugihen ada di Sugihen, Juhar dan Kuta Gugung.
13. Ginting Sinusinga ada di Singa
14. Ginting Saragih ada di Linggajulu.
Menurut J.H. Neumann (Nuemann 1972 : 10), Ginting Seragih termasuk salah satu merga Ginting yang tua dan menyebar ke Simalungun menjadi Saragih, di Toba menjadi Seragi.

15. Ginting Capah ada di Bukit dan Kalang.
16. Ginting Tumangger ada di Kidupen dan Kemkem.

B. Merga Karo-Karo

Merga Karo-Karo terbagi atas 18 sub Merga, yaitu :

1. Karo-karo Barus ada di Barus Jahe
Merga Karo-Karo barus menurut cerita berasal dari Baros (Tapanuli Tengah). Nenek moyangnya Simbelang Pinggel (atau Simbelang cuping) atau si telinga lebar. Nenek moyang merga Karo-Karo Barus mengungsi ke Karo karena diusir kawan sekampung akibat kawin sumbang (incest). Di Karo ia tinggal di Aji Nembah dan diangkat saudara oleh merga Purba karena mengawini impal merga Purba yang disebut Piring-piringen kalak Purba. Itulah sebabnya mereka sering pula disebut Suka Piring.
(Wuih, sejarah nenek moyang kita jelek juga, ya….)

2. Karo-karo Bukit ada di Bukit dan buluh nawar.
3. Karo-karo Jung ada di Kuta Nangka, Kalang, Perbesi dan Batu karang.
4. karo-karo Gurusinga ada di Gurusinga dan Rajaberneh.
5. Karo-karo Kacaribu ada di Kuta Gerat dan Kerapat.
6. Karo-karo Ketaren ada di Raya, Ketaren, Sibolangit dan Pertampilen.
7. Karo-karo Kaban ada di Kaban dan sumbul.
8. Karo-karo Kemit ada di Kutamale.
9. Karo-karo Purba ada di Kabanjahe, Berastagi dan Laucih.
Merga Karo-Karo Purba menurut cerita berasal dari Simalungun. Dia disebutkan beristri dua orang, seorang puteri umang dan seorang ular. Dari isteri umang lahirlah merga-merga :Purba, Ketaren, Sinukaban, Karo Sekali. Sedangkan dari isteri ular lahirlah merga-merga: Sinuraya, Sinuhaji, Jong, Kemit dan Bukit.

10. Karo-karo Surbakti ada di Surbakti dan Gajah.

11. karo-karo Sinukaban ada di Pernantin, Kabantua, Bt. Merih, Buluh Naman dan Lau Lingga.

12. karo-karo Sinulingga ada di Lingga dan Gunung Merlawan.
Merga ini berasal dari Lingga Raja di Pak-Pak, di sana mereka telah menemui Merga Ginting Munte. Sebagian dari Merga Karo-Karo Lingga telah berpindah ke Kabupaten Karo sekarang dan mendirikan kampung Lingga. Merga ini kemudian pecah menjadi sub-sub merga, seperti : Kaban dan Kacaribu

13. karo-karo sinubulan ada di Bulanjulu dan bulan jahe.
14. Karo-karo Sinuhaji ada di Aji Siempat.
15. Karo-karo Sekali ada di Seberaya.
16. Karo-karo Sinuraya ada di Bunuraya, Singgamanik dan Kandibata.
17. Karo-karo Samura ada di Samura.
18. Karo-karo Sitepu ada di Naman dan Sukanalu.
Merga ini menurut legenda berasal dari Sihotang (Toba) kemudian berpindah ke si Ogung-Ogung, terus ke Berastepu, Naman, Beganding, dan Sukanalu. Merga Sitepu di Naman sebagian disebut juga dengan nama Sitepu Pande Besi, sedangkan Sitepu dari Toraja (Ndeskati) disebut Sitepu Badiken. Sitepu dari Suka Nalu menyebar ke Nambiki dan sekitar Sei Bingai. Demikian juga Sitepu Badiken menyebar ke daerah Langkat, seperti Kuta Tepu.

C. Merga Perangin-angin

Merga Perangin-angin terbagi atas 18 sub merga, yakni :

1. Perangin-angin Benjerang ada di Batu karang.
2. Perangin-angin Bangun ada di Batu Karang.
3. Perangin-angin Keliat ada di Mardingding.
4. Perangin-angin Kacinambun ada di Kacinambun.
5. Perangin-angin Laksa ada di Juhar.
6. Perangin-angin Mano ada di Pergendangen.
7. Perangin-angin Namohaji ada di Kuta Buluh.
8. Perangin-angin Pencawan ada di Perbesi.
9. Perangin-angin Perbesi ada di Seberaya.
10. Perangin-angin Penggarun ada di Susuk.
11. Perangin-angin Pinem ada di Sarintonu (Sidikalang).
12. Perangin-angin Sukatendel ada di Sukatendel.
13. Perangin-angin Sebayang ada di Perbesi, Kuala, Gunung dan Kutagerat.
14. Perangin-angin Sinurat ada di Kerenda.
15. Perangin-angin Singarimbun ada di Mardingding, Kutambaru dan Temburun.
16. Perangin-angin Tanjung ada di Penampen dan Berastepu.
17. Perangin-angin Ulunjandi ada di Juhar.
18. Perangin-angin Uwir ada di Singgamanik.

D. Tarigan

Marga Tarigan terbagi menjadi 13 sub Merga, yakni:

1. Tarigan Bondong ada di Lingga.
2. Tarigan Jampang ada di Pergendangen
3. Tarigan Gersang ada di Nagasaribu dan Berastepu.
4. Tarigan Gerneng ada di Cingkes.
5. Tarigan Gana-gana ada di Batukarang.
6. Tarigan Pekan ( cabang Tarigan Tambak) ada di Sukanalu.
7. Tarigan Purba ada di Purba.
8. Tarigan Sibero ada di Juhar, Kutaraja, Keriahen, Munte, Tanjung Beringin, Selakkar dan Lingga.
9. Tarigan Silangit ada di Gunung Meriah.
10. Tarigan Tua ada di Pergendangen.
11. Tarigan Tambak ada di Pembayaken dan Sukanalu
12. Tarigan Tegur ada di Suka
13. Tarigan Tambun ada di Rangkut Besi, Binangara dan Sinaman

E. Sembiring

Merga Sembiring mempunyai 18 sub Merga dan terbagi lagi menjadi si man biang ras simantangken biang, yakni:
I. Sembiring si man Biang (tidak boleh kawin-mengawini dengan lain-lain sub merga Sembiring)
1. Sembiring Kembaren ada di Samperaya dan Urung Liang Melas.
2. Sembiring Kaloko ada di Pergendangen.
3. Sembiring Sinulaki ada di Silalahi.
4. Sembiring Sinupayung ada di Jumaraya dan Negeri.

II. Sembiring simantangken biang (ada dilakukan perkawinan antara sub merga Sembiring)
1. Sembiring Brahmana ada di Kabanjahe, Perbesi dan Limang.
2. Sembiring Bunuhaji ada di Sukatepu, Kutatonggal, dan Beganding.
3. Sembiring Busuk ada di Kidupen dan Lau Perimbon.
4. Sembiring Depari ada di Seberaya, Perbesi dan Munte.
5. Sembiring Gurukinayan ada di Gurukinayan.
6. Sembiring Keling ada di Juhar dan Rajatengah.
7. Sembiring Meliala ada di Sarinembah, Munte, Raja Berneh, Kidupen, Kabanjahe, Naman, Berastepu dan B. Nampe.
8. Sembiring Muham ada di Susuk dan Perbesi.
9. Sembiring Pandia ada di Seberaya, Payung dan Beganding.
10. Sembiring Pandebayang ada di Buluhnaman dan Gurusinga.
11. Sembiring Pelawi ada di Ajijahe, Perbaji, Kandibata dan Hamparan Perak.
12. Sembiring Sinukapur ada di Pertumbuken, Sidikalang(?) dan Sarintonu.
13. Sembiring Colia ada di Kubucolia dan Seberaya.
14. Sembiring Tekang ada di Kaban.

Selain antara sub Merga Sembiring si man Biang tidak boleh kawin-mengawini dengan sub merga Sembiring yang lain. Ada juga larang perkawinan sejandi yaitu larang perkawinan antara sub merga yang satu dengan sub merga yang berbeda seperti: Sembiring Tekang dengan karo-karo Sinulingga demikian juga Karo-karo Sitepu dengan Perngain-angin Sebayang tidak boleh mengadakan perkawinan. Juga antara laki-laki dan perempuan yang ibu mereka bersaudara kandung (turang sipemeren).